Gol siluman kembali menggoyang pentas sepakbola dunia. Pertandingan EURO 2012 antara Inggris vs Ukraina menjadi contoh terakhir perlunya sebuah teknologi untuk mengontrol bola masuk ke gawang atau tidak.
Setelah melewati sembilan bulan pengujian di Inggris, Jerman, Hungaria dan Italia. Pada pertemuan khusus di Zurich hari Kamis waktu setempat, International Football Association Board (IFAB) memutuskan untk memperkenalkan Goal-Line Technology / teknologi garis gawang.
Dan Sekjen FIFA, Jerome Valcke telah bahwa penggunaan teknologi garis gawang dalam pertandingan resmi sudah mendapat persetujuan.
Dari delapan perusahaan yang ambil bagian dalam tes pertama, hanya dua sistem yang berhasil menyelesaikan proses. Yaitu "Hawk Eye" dan "GoalRef". Dan keduanya sekarang bisa mengajukan permohonana untuk menjadi pemegang lisensi "FIFA Goal-Line Technology".
IFAB sudah memberikan persetujuan untuk teknologi garis gawang ini, dan akan digunakan pertama kali pada pertandingan Piala Dunia Antar Klub 2012 di Jepang bulan Desember nanti.
Sistem ini di instal di Stadion yang di perkirakan memakan biaya antara 120.000 150.000 Euro, kemudian di lakukan pemeriksaan untuk memastikan fungsinya. Dan hasil tes harus diterima oleh klub penyelenggara kompetisi atau operator stadion sebelum sistem dapat di operasikan.
Menurut IFAB, teknologi garis gawang hanya di gunakan untuk mendapat informasi apakah bola sudah melewati garis gawang atau tidak. Tidak ada informasi lain yang bisa didapat untuk membantu keputusan wasit.
Jika bola sudah melewati garis gawang, teknologi ini akan secara otomatis mengirimkan pesan kepada official pertandingan hanya dalam hitungan detik. Pesan tersebut akan ditampilkan di jam tangan wasit serta timnya.
Namun wasit bisa saja mengabaikan informasi yang timbul di jam tangannya tersebut selama pertandingan, selama si wasit yakin peralatan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Dengan begitu, keputusan tetap di tangan wasit, dan teknologi garis gawang hanya berposisi sebagai asisten pemberi informasi yang bisa saja diabaikan oleh wasit yang tetap menjadi penguasa penuh dalam satu perandingan.