[lihat.co.id] - Kejadian pem-bully-an, atau yang bisa diartikan dengan mengintimidasi/menganiaya seseorang secara mental atau fisik mungkin seringkali didengar. Bahkan mungkin kamu pernah menjadi pelaku/korban hal itu baik ringan atau berat.
Berbicara mengenai aksi bully, rupanya ada 8 kisah aksi bully yang dianggap paling mengejutkan dan mencengangkan dunia. Kenapa dianggap demikian? Karena apa yang dilakukan seseorang terhadap orang lain seakan tidak masuk akal.
Kira-kira apa saja ya? Berikut kisahnya, dan siap-siaplah kamu untuk terkaget-kaget:
1. Bawa Pistol ke Sekolah Karena di-Bully
[lihat.co.id] - Chelisa Grimes memutuskan memberikan senjata stun gun kepada sang putra yang mengalami aksi bully di sekolah karena disebut gay. Bosan dengan ejekan teman-temannya, sang putra menyalakan senjata itu kepada mereka yang nakal. Hasilnya? Anak Grimes harus dikeluarkan dari sekolah.
2. Tembak Diri Sendiri Ala Musuh Batman
[lihat.co.id] - Aksi remaja ini menyeramkan. September 2012, remaja pria berusia 14 tahun ini memakai kostum Two-Face, musuh Batman dan kemudian bunuh diri dengan menembakkan pistol di kepalanya di lokasi sekolahnya, SMP Oklahoma. Perilaku bully yang diterima korban menjadi alasan dia melakukan aksi gila ini.
3. Terima Rp 6,7 Miliar Karena di-Bully
[lihat.co.id] - Seorang pemantau bus berusia 68 tahun, Karen Klein, mendapatkan donasi lebih dari Rp 6,7 miliar karena tersentuh oleh ceritanya. Bagaimana tidak, Klein selalu mendapatkan intimidasi dari sekelompok anak SMA/mahasiswa nakal yang mengganggunya dengan ancaman atau penghinaan. Tak hanya dipakai sendiri, Klein berencana untuk memberikan sebagian dana itu pada Yayasan Anti-Bullying miliknya.
4. Gantung Diri Karena Terlalu Cantik
[lihat.co.id] - Seorang siswi berusia 14 tahun, Jade Stringer, ditemukan gantung diri oleh ayahnya di kamar. Setelah menerima perawatan selama 6 hari, Stringer tak mampu bertahan dan meninggal dunia. Teman Stringer di SMA Haslingden, mengakui bahwa Stringer mengalami bully selama beberapa bulan terakhir karena dirinya terlalu menarik dan disukai banyak orang. Sungguh mengerikan.
5. Remaja Korban Bully Yang Diselamatkan
[lihat.co.id] - Tak ada cerita yang lebih menyedihkan ketika kamu dipermalukan di depan umum saat SMA. Dan itu dialami oleh Whitney Kropp. Kropp yang diberi tahu bahwa dirinya terpilih menjadi bintang dalam sebuah reuni SMA siswa tingkat dua, sudah mempersiapkan segalanya.
Namun rupanya hal itu hanyalah lelucon dari para siswa populer. Tapi kesedihan Kropp tak hanya untuknya, kisahnya yang ditulis di jejaring sosial, membuat Kropp mendapatkan donasi untuk segala hal yang sudah dia korbankan demi persiapan reuni itu.
6. Para Ibu Yang Ditangkap Karena Pelaku Bully
[lihat.co.id] - Ketika sang putri yang masih berusia 13 tahun mengalami intimidasi di dunia jejaring sosial oleh seorang remaja pria, Debbie Piscitella menjadi tak sabar. Usai usahanya melapor ke kepolisian dan sekolah tak ada hasilnya, Piscitella memilih untuk melakukan perhitungan sendiri kepada anak laki-laki itu.
Pemberitaan Piscitella menjadi komoditas publik yang meningkatkan dukungan anti perilaku buruk di internet. Ya, memang penggunaan jejaring sosial semakin rentan menimbulkan cyber bullying. Kamu juga hati-hati ya!
7. Para Pria Yang di-Bully Karena Punya 'Buah Dada'
[lihat.co.id] - Tiga bersaudara pria di Dominika harus menderita dalam jangka panjang karena memiliki kelainan penyakit, di mana dada mereka tumbuh besar seperti payudara perempuan. Siksaan dari orang-orang seperti ejekan, pemukulan, dan intimidasi selalu muncul karena kelainan bentuk tubuh itu.
Hidup dalam keluarga miskin, membuat tim medis di rumah sakit Marcelino Velez Santana memutuskan memberikan pengobatan dan melakukan operasi plastik untuk pengangkatan jaringan di dada mereka bertiga.
8. Guru Olahraga Yang Ikut Mem-Bully Remaja 13 Tahun
[lihat.co.id] - Remaja pria berusia 13 tahun di SMP Gig Harbor diduga disiksa oleh guru olahraga dan teman sekelasnya di tingkat delapan. Siswa ini mengalami penyiksaan dalam bentuk fisik dan mental yang membuatnya bahkan tak mau ke sekolah dan ingin melakukan bunuh diri. Hasilnya, sang guru, John Rosi menerima 10 hari kerja tanpa bayaran, masa hukuman, dan dipindahkan. Guru, yang harusnya melindungi, justru menyiksa...menyeramkan.